Ilustrasi (inet)
"Untuk tahap awal, kami saat ini sudah siap meng-upgrade 500 titik dulu di wilayah Jakarta. Namun, hingga akhir tahun nanti, di area Jabodetabek kami harap sudah 1500 node B yang support HSPA+," kata Group Head Brand Marketing Indosat, Teguh Prasetya, saat demo teknologi HSPA+ di kantor pusat Indosat, Jakarta, Senin (9/11/2009).
Teguh menjelaskan, alasan Indosat lebih dulu melakukan upgrade di wilayah Jabodetabek karena 70% dari total 500 ribu pelanggan 3,5G Indosat berdomisili di area tersebut.
Saat uji coba di kantor pusat Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, ketika dites rata-rata kecepatan yang didapat untuk mengunduh (download) data berkisar 18,5 Mbps, sedangkan saat mengunggah (upload) 4,5 Mbps. Namun dengan catatan, bandwidth yang dialokasikan untuk uji coba pastinya cukup besar.
Teguh mengatakan, best effort yang akan didapat pengguna HSPA+ akan beragam. Pengguna yang berada di dekat BTS sampai titik terjauh akan beda kecepatannya. "Pelanggan yang berada jauh dari jangkauan setidaknya akan mendapat best effort 1,5 Mbps. Kalau sekarang, mungkin maksimal baru 300 Kbps," kata dia.
"Kalau nanti yang pakai HSPA+ dalam satu titik jumlahnya ribuan, ya tetap akan tunggu antrean. Namanya juga best effort," lanjut Teguh.
Indosat dalam beralih ke HSPA+ di Jabodetabek menggunakan perangkat Ericsson. Teguh belum mau mengungkap investasi yang dikeluarkan untuk total upgrade jaringan.
Selain Indosat, operator lain yang juga mengusung HSPA+ adalah Telkomsel. Anak perusahaan Telkom ini menginvestasikan Rp 1,3 triliun tahun ini untuk meng-upgrade sebagian jaringan node B 3G miliknya menjadi HSPA+.
Investasi yang dikeluarkan Telkomsel diprediksi jadi bengkak karena vendor yang dipilih untuk mengusung HSPA+, berbeda dengan pemasok jaringan 3G sebelumnya di area tertentu. Telkomsel untuk HSPA+ menggunakan Huawei.
"Itu yang membedakan dengan Indosat. Untuk seluruh layanan 3G di Jabodetabek, kami dari dulu sudah pakai Ericsson. Jadi ketika kami upgrade ke HSPA+, biayanya tidak substansial. Justru, investasi ini akan mengurangi cost per subscriber," jelas Teguh.
Indosat sendiri tak mengalokasikan secara khusus frekuensi tambahan 3G 5 MHz yang baru diperolehnya untuk HSPA+. "Dua-duanya kami pakai untuk HSPA+, baik carrier yang pertama maupun second carrier. Tak ada alokasi khusus, 10 MHz kami pakai semua," pungkas Teguh.
( rou / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar