(Ist)
AVG menyurvei para ibu di sembilan negara yakni, Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Jepang, Australia dan Selandia Baru. Dari survei itu, ditemukan bahwa hampir seperempat anak di negara-negara itu telah memulai kehidupan digital sebelum lahir ke dunia. Ditandai dengan saat dimana orangtua mereka mengunggah scan foto sonogram pra kelahiran di jejaring sosial.
Persentase tertinggi dipegang oleh anak-anak di AS, sebesar 92 persen. "Tentunya ini menarik. Orang-orang berusia 30 tahun memiliki jejak online yang paling banyak dimulai sejak 10 hingga 15 tahun lalu. Sedangkan sebagian besar anak-anak zaman sekarang sudah punya cukup banyak dokumentasi online kehidupan mereka saat menginjak usia dua tahun," kata CEO AVG CEO JR Smith.
Meski demikian, Smith mengingatkan para orangtua agar mempertimbangkan apa yang akan mereka posting. Menurutnya, ini sama dengan menciptakan sejarah digital seorang manusia yang akan terus mengikuti sepanjang hidup mereka.
"Jejak apa yang ingin Anda mulai dalam kehidupan putra putri Anda? Pikirkan juga apa yang akan anak-anak Anda pikirkan tentang informasi yang diposting saat mereka dewasa nanti," ujarnya, dikutip detikINET dari PC World, Jumat (08/10/2010).
Tak lupa, Smith juga mengingatkan akan pentingnya pengaturan privasi di jejaring sosial dan profil lainnya. Jika tidak, foto bayi atau informasi spesifik yang dibagi tak hanya bisa diakses oleh keluarga dan kerabat saja, tetapi juga kepada seluruh penghuni dunia online.
( rns / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar