BlackBerry Torch (Ist.)
Padahal awalnya, UEA mengancam akan memblokir akses layanan BlackBerry pada Senin (11/10/2010), jika tuntutannya kepada RIM tidak dituruti. Seperti negara lain yang juga mengeluarkan ancaman serupa, UEA menuntut diberikan izin khusus mengakses data yang sudah terenkripsi di sistem BlackBerry.
Bahkan, pihak kepolisian di negara Timur Tengah itu mengaku khawatir jika BlackBerry jadi alat mata-mata Israel. Sehingga lalu lintas informasi yang melalui di sistem BlackBerry wajib diawasi.
Kini, setelah tenggat waktu ancaman semakin dekat, kedua belah pihak akhirnya telah menemui titik temu. Dalam keterangan resminya, regulator telekomunikasi UEA (TRA) memastikan bahwa rencana pemblokiran BlackBerry tak akan dilaksanakan.
"Layanan BlackBery kini sudah comply dengan framework regulator telekomunikasi UEA," singkat pernyataan pihak berwajib UEA, yang dikutip detikINET dari The Wall Street Journal, Jumat (8/10/2010).
Memang, tidak disebutkan dengan lebih detail kesepakatan seperti apa yang terjadi antara RIM dan UEA. Namun setidaknya, negosiasi ini cukup membuat UEA -- selaku pihak penuntut -- puas sehingga membatalkan ancaman pemblokiran.
Hasil serupa juga sebelumnya telah terjadi di Arab Saudi dan India. Dimana para pemerintah setempat pada awalnya berkoar-koar bakal memblokir layanan BlackBerry di negara mereka. Namun pada kenyataanya, ancaman tinggal lah ancaman dan RIM beserta layanan BlackBerry kembali bebas melenggang.
Bagaimana dengan Indonesia? ( ash / rns )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar