Dick Costolo (Ist.)
Seperti yang diutarakan dalam wawancaranya dengan media Telegraph yang dikutip detikINET, Kamis (7/10/2010), Costolo membantah tudingan bahwa alasan ia dipromosikan sebagai CEO adalah untuk menjual situs berplatform 140 karakter itu.
"Tidak, saya tidak menyiapkan Twitter untuk dijual," jelas Costolo. "Memang benar ada perbedaan cara berpikir tentang perusahaan antara Williams dengan saya. Tapi kami berdua ingin Twitter menjadi perusahaan independen yang sukses. Kami pernah menjual beberapa perusahaan kepada Google, tapi kami tidak ingin melakukannya dengan Twitter," lanjutnya.
Awal minggu ini, Twitter mengumumkan pengunduran diri Evan Williams sebagai CEO yang lebih memilih untuk fokus dengan strategi produk situs.
"Kami melihat Twitter sebagai informasi real-time global. Kami ingin Twitter mengubah cara orang berkomunikasi," tambahnya.
"Kami baru saja meluncurkan produk sukses (Twitter redesain) yang dikomandokan oleh Williams. Oleh karenanya, kami sepakat menempatkan ia di tempat yang terbaik yaitu strategi produk. Meninggalkan saya untuk mengawasi pengoperasian dan bisnis seperti keuangan, personalia, penjualan dan promosi. Williams hanya ingin fokus pada produk dan langkah inilah yang memungkinkan ia untuk melakukannya," tutupnya.
Sekedar informasi, sebelum bergabung dengan Twitter, Costolo adalah salah satu pendiri dan CEO Feedburner, sebuah platform layanan distribusi yang pernah ia jual kepada Google tiga tahun lalu. Ia juga pernah menjual situs layanan monitoring, SpyOnit, sepuluh tahun lalu. ( feb / wsh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar