Sebagai informasi, Google memiliki sistem pembayaran bagi para pengembang aplikasi Android bernama Google Checkout. Sistem ini mengharuskan para pengembang untuk mendaftarkan diri sebelum menjual aplikasi mereka di Android Market.
Sayangnya nama Indonesia belum terdaftar dalam Google Checkout. Hal ini membuat para pengembang aplikasi Android lokal kesulitan jika ingin menjual produknya. Akibatnya Indonesia hanya bisa membeli, tanpa bisa menjual.
"Kendalanya ada di Google Checkout. Indonesia tidak bisa jadi teller. Cuma bisa beli aja, ngga bisa jual," kata Ibnu Sina, Chief Technical Operation Gits Indonesia, sebagai salah satu developer lokal Android saat berbincang santai dengan detikINET, Minggu (17/10/10).
Kendati demikian, Ibnu mengaku bukan berarti pengembang aplikasi android di Indonesia tidak bisa menjual aplikasinya sama sekali. Dirinya mengakali kendala tersebut dengan mendaftarkan produk buatannya dengan alamat luar negeri.
"Kendalanya cuma di alamat saja. Harus diakali dengan nitip alamat di negara yang masuk dalam listnya Google," ungkapnya.
Disinggung apakah para pengembang aplikasi Android pernah meminta Google untuk membuka diri di Indonesia, Ibnu mengaku dirinya sempat melayangkan surat ke pihak Google.
"Kapannya ngga tau. Tapi Google memang baru buka beberapa negara lagi. Apakah Indonesia termasuk ke dalam negara-negara yang akan masuk ke dalam list? Saya tidak tahu," tukasnya. ( afz / fw )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar