Fahma dan Hania (afz/inet)
Bandung - Berawal dari kecintaannya kepada sang adik Hania Pracika Rosmansyah (6), Fahma Waluya Rosmansyah (12) membuat aplikasi. Beberapa aplikasi edukasi dibuatnya untuk membantu adiknya belajar.
Usianya memang masih belia. Tapi karya mereka telah mendunia. Keduanya sukses menjadi juara dalam ajang 10th Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) 2010 untuk kategori Secondary Student Project, yang diselenggarakan di Malaysia, 12-16 Oktober silam.
Semuanya bermula dari mimpi dan kecintaanya kepada adiknya. Demikian ungkap Fahma saat berbincang dengan detikINET di rumahnya di Jalan Bukit Ligar No 19, Jumat petang (29/10/10).
"Saya sayang adik saya. Walaupun dia terkadang rewel. Apalagi kalau tidak ada maianan, dia selalu minta dibuatkan mainan. Dan dia sangat suka mainin hape punya ibu. Jadi saya buat aplikasi buat hape yang bisa dipakai dia dan buat dia belajar," tuturnya.
Dari Animasi dan Game
Kehebatan Fahma mengutak-atik komputer bukan tanpa sebab. Menurutnya, asal muasal ketertarikan akan dunia animasi dan game dipicu dari mimpinya menjadi seorang animator dan programer setiap dia menonton animasi atau main game,
"Jadi setiap saya nonton animasi atau lihat game saya bermimpi kalau saya yang buat. Saya bilang sama ibu, seru kayanya kalau saya bisa buat animasi atau aplikasi sendiri," katanya penuh percaya diri.
Dari situlah Fahma kemudian mulai belajar mendesain dan membuat aplikasi edukasi. Berawal dari buku pemberian Yusep Rosmansyah, Fahma kemudian serius menekuni hobi barunya.
"Dari kelas 4 SD saya mulai belajar membuat aplikasi. Awalnya coba-coba sendiri di komputer. Terus dikasih buku sama ayah. Dari buku terus coba-coba lagi. Akhirnya tahu shortkey. Dan akhirnya bisa membuat aplikasi, animasi dan presentasi," ungkapnya bangga.
Cukup 10 Menit
Dalam membuat aplikasi, peranan Hania sang adik juga tidak kalah besar. Dia menjadi tester dan pengisi suara bagi aplikasi buatan kakaknya.
"Eh, kak. Aku yang isi suaranya loh," celetuk Hania.
"Iya, semua aplikasi dan game buatan saya untuk adik saya belajar. Karena setiap saya buat aplikasi itu harus ada filosofinya," tambah Fahma.
Jawaban Fahma membuat detikINET penasaran akan kemampuannya. Tanpa ragu-ragu dia pun menawarkan diri untuk membuat aplikasi.
"Kakak mau aplikasi apa. Saya bisa buat dalam 10 menit," katanya.
Dengan cekatan, dia pun langsung membuka aplikasi Adobe Flash CS 3, software yang biasa dia gunakan untuk membuat aplikasi. Lincah jari-jarinya menggerak-gerakan mouse. Membuat sketsa dan memasukan beberapa script. Hebat. Dalam waktu kurang dari 10 menit, sebuah aplikasi sederhana tentang jenis-jenis hewan, suara dan ejaan namanya pun rampung.
"Biasanya saya pakai Flash dan Photoshop untuk desainnya. Ini aplikasi untuk membantu anak-anak kecil mengenal jenis hewan. Kan mereka cuma tau gambarnya, tapi tidak tahu suaranya seperti apa. Ditambah juga ejaan nama hewan ini," terangnya.
Tak mau kalah, si adik pun unjuk gigi. "Aku juga bisa," katanya sambil menenteng laptop.
"Aku udah bikin 8 aplikasi. Kakak mau lihat," katanya.
Aplikasi Edukasi
Dalam ajang APICTA 2010, keduanya mempresentasikan aplikasi yang namakan "My Moms Mobile Phone As My Sisters Tutor" (Telefon Seluler Ibuku untuk Belajar Adikku). Ada 3 aplikasi yang diciptakan Fahma. Aplikasi tersebut adalah English for Children (Enrich), Matematika Anak Pintar (Mantap) dan Belajar Huruf, Angka dan Warna (Banana).
"Enrich adalah sebuah kamus sederhana bahasa Inggris untuk anak-anak. Mantap itu untuk belajar matematika dan Banana untuk belajar mengenal huruf, angka, dan warna," jelasnya.
APICTA sendiri adalah kompetisi software antarnegara. Selain menyabet juara untuk kategori Secondary Student Project, mereka juga mencatat rekor sebagai Youngest OVI-Nokia Developer.
"Saingannya dari SMA dan kuliahan. Kita sendiri yang masih anak-anak. Dan kita harus presentasi dalam bahasa inggris. Deg-degan, tapi alhamdulilah kita yang menang," tukasnya
( afz / wsh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar