Medal of Honor
Jakarta - Karena mengangkat kisah perang di Afganistan, Medal of Honor (MoH) sempat mendapatkan banyak kecaman sesaaat sebelum diluncurkan. Namun kini game buah tangan EA itu telah sukses menepis semua kontroversi.
Beberapa waktu lalu memang, MoH sempat dikecam lantaran menampilkan aksi kelompok Taliban dengan tentara NATO yang dianggap tidak pantas. Bahkan karena hal tersebut Sekretaris Pertahanan Inggris, Liam Fox, ikut mengecam kehadiran game besutan EA tersebut.
Akibatnya, EA rela menarik 'pasukan' Taliban dari modus multiplayer MoH. Nah, sebenarnya apa yang disajikan oleh MoH hingga menuai begitu banyak kontoversi?
Alur Cerita
Seri MoH kali ini sama sekali berbeda dari sebelumnya. EA tidak menawarkan sebuah pertempuran klasik dengan persenjataan yang tergolong jadul, yang ada gamer malah dibawa ke pertempuran di Afganistan pada tahun 2002 lalu.
Sebagai pasukan elit tentara Amerika, gamer yang berperan sebagai Dante Adams dan dibantu beberapa karakter lain seperti Deuce, Captain Brad 'Hawk' Hawkins dan seorang pilot Apache. Mereka semua di bawah perintah Jendral Flagg yang amat menyebalkan.
Tidak berbeda jauh dengan kebanyakan game sejenis, di sini pemain bertugas untuk membebaskan tawanan, serta membasmi sarang teroris anggota Taliban. Untuk melakukan hal tersebut pemain akan banyak menempuh jalan darat yang juga dibantu beberapa kendaraan seperti ATV.
Agar lebih menghidupkan permainan, EA juga menyewa beberapa konsultan militer dari United States Military mengenai model senjata juga taktik pertempuran dalam game. Inilah salah satu hal yang sempat memicu kontoversi, pasalnya senjata yang ditampilkan sangat mirip dengan versi aslinya.
Nuansa timur tengah pun sangat terasa dalam game ini. Mulai dari bahasa lokal yang digunakan, bentuk bangunan, tampilan para karakter, hingga cuaca berdebu yang membuat pandangan menjadi terbatas. Tidak ketinggalan juga berbagai hiasan bertulisan arab yang ada di sejumlah rumah penduduk.
Kualitas Grafis dengan Engine Baru
MoH digarap oleh 2 pengembang game sekaligus, Danger Close untuk versi single player dan EA Digital Illusions CE untuk modus multiplayer. Selain itu, game ini juga menggunakan engine grafis yang sama sekali berbeda dengan seri sebelumnya.
Lantas bagaimana dengan penampilannya? Kualitas grafisnya memang patut diacungkan 2 jempol. Sistem pencahayaan terlihat sangat baik, dengan detail yang cukup dalam. Terlebih lagi beberapa misi di siang hari yang dimana matahari masih bersinar terik.
Namun yang cukup menggangu adalah, sering kali engine game tersebut terkesan terlambat ketika merender grafis. Jadi ketika game baru dimulai terkadang detikINET menjumpai tampilan game yang tidak sempurna.
Kesimpulannya, meski sempat dikecam banyak instansi namun MoH telah tampil dengan baik. Buktinya, hanya selang 5 hari sejak dirilis game tersebut mampu meraup penjualan sebesar Rp 982 miliar. Nilai yang cukup fantastis untuk game sejenisnya.
Selain itu game ini juga terbilang cukup menarik untuk dimainkan. Meski tidak ada yang istimewa dari alur cerita, namuan kualitas grafis dan tatanan suara yang mengaumkan bisa membuat suasana bermain semakin 'hidup'.
Kelebihan:
+ Grafis dan suara patut diacungkan jempol
+ Lingkuan yang detail
Kekurangan:
- Cerita standar
- Engine game kurang sempurna
Dalam mereview game ini, detikINET menggunakan sistem berbasis: Prosesor Intel Core i7 965, Corsair HX1000W, Corsair Dominator 6GB kit, MSI GTX 275, WD VelociRaptor 300GB, ASUS VH226, dan sistem operasi Windows 7 ( eno / wsh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar