"Pada kuartal 1 tahun ini revenue broadband melesat. Di Jabar, dari yang sebelumnya hanya Rp 3 miliar, langsung melonjak menjadi Rp 5 miliar. Kemudian menjadi Rp 7 miliar dan sekarang mencatat angka Rp 11 miliar," kata GM Sales & Customer Service Regional Jabar, Erick Noviantoro saat berbincang dengan detikINET.
Lonjakan ini, menurut Erick dipicu oleh handset China yang sejak triwulan pertama tahun ini dibundling oleh Telkomsel.
"Sesuai dengan target nasional yakni 24 kota besar untuk broadband. Nah, untuk memicu itu ngga bisa hanya jual kartu saja. Di triwulan pertama join. Diawali iPhone, Blackberry lalu ponsel China. Diperkembangan semester 2 ternyata memicu kenaikan penggunaan GPRS (akses broadband di luar layanan Blackberry - red)," jelasnya.
Sedangkan revenue broadband secara keseluruhan termasuk Flash dan Blackberry, Telkomsel Jabar sukses mencatat angka Rp 21 miliar hingga saat ini. Capaian ini, menurut Erick akan terus digenjot mengingat saat ini kebutuhan masyarakat akan akses broadband semakin meningkat. Ditambah dengan penetrasi ponsel China yang semakin tinggi.
"Pertumbuhan Ponsel Cina sangat besar. Saat ini 35 persen dari total market ponsel dikuasai oleh merek-merek China. Ditambah saat ini internet sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan revenue broadband kita," imbuhnya.
( afz / fw )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar