Ilustrasi (Ist.)
Jakarta - Kian melesatnya lalu lintas informasi via teknologi membuat analis mulai memprediksi, sampai kapan kira-kira surat kabar konvensional dapat bertahan dari perubahan zaman. Ada yang diramalkan hingga 2019, 2022, atau lebih cepat dari itu.
Menurut pengamat media asal Australia, Ross Dawson, khusus untuk Amerika Serikat, surat kabar diyakini akan bertahan hingga tujuh tahun lagi. Sementara di Inggris dan Islandia sampai tahun 2019, Kanada dan Norwegia pada 2020, sedangkan di Australia batasnya sampai tahun 2022.
Beberapa tahun ke depan bakal menjadi faktor penentu mengenai gambaran masa depan media cetak di sejumlah negara. Hal ini terkait kondisi persediaan tinta dan pohon-pohon penghasil kertas yang bakal semakin sulit ditemukan.
Meski demikian, kepunahan media cetak di suatu negara itu juga tergantung dari kebijakan pemerintah setempat terhadap media 'tradisional' tersebut. Semakin mendapat dukungan, semakin panjang nafas surat kabar bisa bertahan.
Dawson mengatakan, contoh dua negara yang lumayan memberi dukungan untuk mengamankan bisnis surat kabar adalah Prancis dan Jerman. Surat kabar di kedua negara itu pun diyakini akan bertahan lebih lama ketimbang di negara lain, yakni hingga tahun 2029 dan 2030.
Puncaknya, pada tahun 2040 mendatang, kertas dianggap tidak akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menyebarkan informasi di 52 negara. Dimana ia akan diganti dengan teknologi yang mudah dibawa dan ringan, seperti kertas digital interaktif yang dapat menampilkan video, tetapi juga bisa digulung serta dilipat.
Pun demikian, bukan berarti pertumbuhan media cetak tak lagi bisa berkembang saat ini. Di negara-negara dunia ketiga seperti Afrika, sebagian negara Amerika Selatan dan Asia, masa depan media cetak masih memungkinkan untuk menggapai posisi yang lebih baik.
"Namun di negara maju, surat kabar sedang dalam proses menuju kepunahan. Didorong oleh berubahnya tren penggunaan media dan pendapatan yang tidak sejalan dengan biaya yang dikeluarkan," tukas Dawson ketika berbicara untuk The Australian, dikutip detikINET dari Guardian, Selasa (2/11/2010).
( ash / rns )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar