"Anak laki-laki saya begitu panik ketika memberitahukan Facebooknya di-hack dan ada 4.000 orang yang mengonfirmasikan akan datang ke rumah kami," ujar ayah korban yang tidak disebutkan namanya.
Sang ayah pun ikut bingung memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah ini. Terlebih lagi, jumlah peminat undangan terus bertambah dengan cepat. "Semakin banyak orang dan saya hampir gila dibuatnya," kata sang ayah.
Tak ada cara lain, karena undangan sudah terlanjur menyebar maka konfirmasi pun harus dilakukan akun Facebook itu sendiri. Alhasil, menjadi pekerjaan si anak untuk memberitahukan kabar bohong tersebut ke setiap orang yang menerima undangan.
"Saya nasihati anak saya, lebih baik memberitahukan mereka bahwa pesta itu tidak ada dan tidak ada seorang pun yang diundang," papar si ayah.
Dia menyebutkan, ini menjadi pelajaran untuk lebih memperhatikan soal keamanan internet. Senada dengan sang ayah, tim kepolisian Queensland yang diberitahu soal ini pun mewanti-wanti hal yang sama.
Atas permintaan keluarga korban, tim kepolisian akan mengamankan rumah korban pada hari pesta bohong itu digelar dan memastikan tidak ada yang mengganggunya pada hari itu. ( rns / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar