Dilansir India Express dan dikutip detikINET, Senin (21/2/2011), menyebarnya ajakan protes yang disebar para aktivis melalui internet juga membuat pemerintah merasa perlu menambah jumlah petugas keamanan yang bertugas di jalan-jalan utama di China.
Pencarian internet China dilaporkan dibanjiri seruan melakukan demonstrasi yang disebut 'Revolusi Melati' di Beijing, Shanghai dan 11 kota besar lainnya. Warga didorong untuk meneriakkan kalimat "Kami ingin makan, kami ingin pekerjaan, kami ingin rumah, kami ingin keadilan", sebuah slogan yang menyorot keluhan sebagian rakyat China saat ini.
Seperti diketahui, Revolusi Melati santer berkumandang setelah rakyat Tunisia berhasil melengserkan rezim penguasa Ben Ali. Semangat revolusi ini, terutama karena didukung dengan pemanfaatan jejaring sosial, lantas mewabah ke negara lain seperti Mesir, Tunisia, Bahrain, Yemen, Algeria dan Libya.
Namun sepertinya seruan protes di China tidak cukup mengerahkan massa. Pada demonstrasi di Beijing, Sabtu pekan lalu, seorang demonstran bernama Liu Xiaobai diamankan polisi setelah menaruh bunga melati putih di depan restoran cepat saji McDonald. Selain Liu, ada dua orang demonstran lainnya yang juga diamankan polisi. Aksi itu hanya diikuti sekitar 100 orang demonstran.
Jumlah demonstran yang jauh lebih banyak terdapat di tempat perbelanjaan Wangfujing, dikarenakan kehadiran media di sana. Di Shanghai, tiga orang ditangkap polisi dan tidak ada laporan aksi protes terjadi di kota lainnya. ( rns / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar