(Ist)
Jakarta - Seiring meningkatnya penggunaan Facebook dan Twitter oleh warga Libya yang terilhami Mesir, pemerintah negeri Muammar Khadafi yang berkuasa sejak 1969 itu pun melakukan hal yang sama, yakni memblokir situs-situs social media.
Laporan kantor berita Bloomberg dan CNN menyebutkan, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter sempat diblokir selama beberapa jam ketika gelombang protes mulai bergolak Rabu pekan ini. Melalui SMS, pemerintah Libya juga menyebarkan pesan yang mengancam gerakan protes melalui social media.
Beberapa laporan lain menyebutkan, setelah ancaman itu, layanan SMS, koneksi internet dan telepon dikabarkan mulai sulit diakses. Sementara itu, Al Jazeera yang dikutip detikINET, Jumat (18/2/2011) melaporkan, para aktivis yang menggunakan Facebook untuk membangkitkan gerakan revolusi Libya ditangkap.
Para aktivis itu diantaranya termasuk novelis kenamaan Libya Idris Al-Mesmari. Human Rights Watch mendata, ada 14 penulis dan aktivis lainnya yang ditangkap pemerintah Libya.
Salah satu tokoh pemerintah yang minta tidak disebutkan namanya menyebutkan menyebutkan saat ini Libya tengah berupaya meredam aksi demonstrasi tersebut.
"Tidak ada hal serius terjadi di sini. Ini hanyalah para anak muda yang berkelahi satu sama lain," ujarnya. ( rns / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar