Adalah Deputi Perdana Menteri Rusia, Igor Sechin, yang menyalahkan Google terkait revolusi Mesir yang berujung tergulingnya pemerintahan presiden Hosni Mubarak tersebut. Google dinilai turut menggerakkan massa di negeri Piramida itu.
"Lihat apa yang telah mereka (Google-red.) lakukan di Mesir, pejabat tinggi Google itu, memanipulasi energi orang-orang yang ada di sana," ucap Sechin, dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (23/2/2011).
Ghonim, Kepala Marketing Google wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, dielu-elukan di Mesir. Ia disebut berjasa karena membuat grup Facebook untuk mendukung revolusi.
Di sisi lain, Google aktif menyediakan alternatif komunikasi di Mesir. Misalnya, menyediakan voice mail untuk mengakses Twitter di Mesir selama akses internet di negeri itu diblokir.
Pernyataan sang pejabat menunjukkan tanda-tanda bahwa pemerintah Rusia takut dengan kekuatan internet yang terbukti dapat meruntuhkan sebuah pemerintahan. Misalnya seperti yang telah terjadi di Mesir dan mungkin kini di Lybia.
Memang, berbeda dari media lain seperti televisi atau koran yang sering dikontrol pemerintah, internet di Rusia justru cukup bebas dan sering dipakai mengkritik pemerintah. Namun sudah ada desas-desus bahwa Rusia ingin mengontrol dunia maya seperti yang dilakukan sejumlah negara, terutama China. ( fyk / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar