Namun cerita ini mungkin baru akan terjadi di Jepang. Bayangkan, para robot beraneka bentuk dan berbalut bahan logam akan bisa ditemui di mana-mana memandu majikannya berjalan-jalan.
Mengapa memanfaatkan penutup parit? Di Jepang, setiap penutup parit diciptakan sangat berseni dan menggambarkan sesuatu tentang kota tersebut. Setiap kota, memiliki gambar dan karakteristik penutup parit yang berbeda-beda.
Nah, keunikan ini lantas dimanfaatkan oleh Hajime Fujii dan timnya dari Shibaura Institute of Technology di Tokyo. Mereka menciptakan robot yang bisa mengetahui keberadaan dirinya dan sang tuan dengan mendeteksi penutup parit di kota itu.
Dari New Scientist yang dikutip detikINET, Rabu (22/2/2011), Hajime menjelaskan, kebanyakan robot navigasi saat ini memanfaatkan metode yang menggunakan GPS, pemindaian laser dan kamera CCD yang membandingkan penglihatan robot dengan peta atau bahkan Google Street View. Robot yang dikembangkan Hajime, memanfaatkan faktor lingkungan sekitar sebagai datanya.
"GPS tidak selalu dapat diandalkan di kota-kota, dan Street View mungkin tidak sangat membantu pada malam hari. Sementara peta, sangat membantu. Tetapi robot tetap perlu mengecek posisi mereka di beberapa hal yang menonjol di sebuah lingkungan," terang Hajime.
Dalam sistem Hajime, informasi bentuk dan deskripsi penutup parit di setiap kota masuk dalam sebuah database. Nantinya, robot akan memindai penutup parit, mengeceknya dengan informasi di database dan mencari tahu di mana dia berada.
( rns / rou )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar