Ya, sementara studi soal Facebook lainnya menyoroti sisi negatif, terutama pengaruhnya pada prestasi akademis siswa, dalam studi ini tim peneliti Cornell mencari dampak baik dari situs jejaring sosial tersebut.
Dikutip detikINET dari situs Tom's Guide, Rabu (2/3/2011), dalam studinya, tim peneliti melibatkan 63 mahasiswa. Mereka tidak diberitahu soal penelitian ini dan setiap mahasiswa secara bergantian ditinggalkan seorang diri di sebuah laboratorium komputer.
Mereka diberi komputer yang berbeda-beda, di antaranya komputer yang sengaja dimatikan, dengan tambahan cermin di hadapan mereka, ada pula yang dihidupkan dengan halaman Facebook partisipan terbuka.
Setiap siswa ditempatkan pada komputer mereka sendiri yang baik dimatikan, atau diaktifkan dengan halaman agar terbuka mahasiswa. Selain itu, beberapa siswa diberi komputer yang dimatikan dengan cermin terhadap layar.
Setelah beberapa menit mengakses Facebook, kemudian menatap diri mereka di cermin atau menatap layar komputer yang mati, para mahasiswa ini diberi kuesioner yang dirancang untuk mengukur tingkat kepercayaan diri mereka.
Hasilnya, ditemukan bahwa partisipan yang mengakses Facebook memberikan feedback yang lebih positif tentang diri mereka ketimbang partisipan yang tidak mengakses Facebook. Studi ini juga mendeteksi adanya peningkatan rasa percaya diri lebih kuat jika partisipan mengedit profil atau mengganti foto profil Facebook.
"Tidak seperti kaca, yang mengingatkan diri kita sebenarnya dan mungkin saja memberi efek negatif pada kepercayaan diri seseorang jika apa yang dilihatnya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sementara Facebook bisa memperlihatkan versi positif diri kita," terang Jeffrey Hancock yang memimpin studi ini.
Dia menegaskan, penggambaran di Facebook bukanlah bentuk penipuan diri, melainkan salah satu sisi positif yang ada dalam diri seseorang. Nah, Anda setuju dengan pendapat ini?
( rns / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar