"Penetrasi yang tinggi membuat industri mulai masuk ke masa kejenuhan. Walaupun trafik dari setiap operator mengalami kenaikan yang eksponensial dan kapasitas jaringan terisi penuh, tetapi tidak demikian dengan revenue yang kian tertekan pertumbuhannya," kata Johnny.
Menurutnya, salah satu pemicu yang membuat industri telekomunikasi di Indonesia memasuki masa kejenuhan adalah tidak adanya batas yang jelas antara pemain seluler dan Fixed Wireless Access (FWA).
"Kondisi tidak ada batasan ini membuat salah satu pemain, yakni FWA kian terdesak. Lihat saja dari RPM (Revenue Per Minute) seluler yang mulai menyamai FWA. Ini berarti pasar yang tadinya milik FWA telah digerus oleh pemain seluler," keluh Johnny.
Pemain FWA pun tak bisa berbuat banyak. Apalagi, isu keterbatasan frekuensi menjadi kendala bagi pemain dengan lisensi ini untuk bermain di sektor yang dianggap keluar dari kejenuhan yakni data.
Ia pun menilai, salah satu solusi dari kondisi ini adalah diperlukannya regulator yang kuat dalam memantau atau mengawasi persaingan usaha serta menata kembali industri agar tidak terjadi keadaan dimana satu pihak merasa dalam posisi tidak menguntungkan.
Sedangkan kepada seluruh operator, Johnny juga mengimbau agar tetap melakukan persaingan usaha yang sehat khususnya dalam berpromosi. "Tujuannya agar semua operator bisa saling menguntungkan, bukannya malah akan semakin merugikan operator itu sendiri atau bahkan sampai merugikan pelanggan."
( rou / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar