ilustrasi (inet)
Jakarta - Kasus video porno saat sidang paripurna DPR beberapa waktu lalu menjadi perhatian serius Kementerian Kominfo. Bukan soal anggota dewan dari PKS yang tertangkap kamera sedang menonton, tapi lebih menyoal bocornya filter porno yang dipasang oleh penyedia akses internet.
"Kami akui masih banyak yang bolong-bolong dalam filter internet yang digunakan operator," sesal Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto, kepada detikINET, Rabu (13/4/2011).
Seperti diberitakan sebelumnya, Arifinto, mantan anggota dewan dari PKS yang tertangkap basah menonton video porno saat sidang paripurna DPR, menyebutkan bahwa tautan film porno itu dibuka menggunakan jasa internet milik Indosat Mega Media (IM2).
Menanggapi pernyataan itu, IM2 pun meminta maaf atas kebocoran filter internetnya, sekaligus berterima kasih atas temuan link baru yang kemudian bisa dimasukkan dalam daftar blokir situs negatif di database anak usaha Indosat tersebut.
Kominfo pun menyesalkan kejadian ini. "Ini imbas dari filter setengah hati. Kalau sudah kejadian baru minta maaf dan terima kasih. Untuk saat ini kami masih berikan toleransi, tapi kami tidak bisa terus-terusan berbasis toleransi saja," ucap Gatot.
Kampanye anti pornografi di internet menjadi salah satu agenda utama yang diusung Menkominfo Tifatul Sembiring sejak pertengahan tahun lalu. Program ini diakui belum bisa dibilang 100% sukses.
"Kalau disebut gagal juga tidak. Pak menteri (Tifatul) selalu bilang tingkat keberhasilannya 80%-90%. Angka ini tentu akan terus kami tingkatkan," tandas Gatot.
( rou / wsh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar