"Rating telah dijadikan berhala baru, sehingga mutu siaran terabaikan. Kita tidak menyalahkan industri penyiaran memperhatikan rating dan iklan, namun demikian jangan kemudian mengorbankan karakter luhur bangsa," ujar Tifatul.
Hal itu disampaikan pria yang pernah menjadi Presiden PKS itu saat menjadi keynote speaker dalam seminar tentang 'Kesiapan implementasi sistem penyiaran televisi digital di Indonesia' di Hotel Novotel, Solo, Jumat (1/4/2011).
Dia menyontohkan, saat ini dalam pergaulan umum, banyak anak-anak muda yang tidak lagi menghormati kalangan yang lebih tua. Padahal sikap hormat dan toleransi adalah karakter utama bangsa Indonesia. Menurut Tifatul, perubahan perilaku itu terpengaruh oleh tayangan-tayangan yang tidak mendidik di televisi.
Persoalan lain yang dikritik Tifatul adalah acara-acara televisi yang cenderung kehilangan kesantunan. Dia menyontohkan, acara-acara yang berisi kritik terhadap pemerintah, yang dianggapnya bukan lagi memberikan kritik yang sehat melainkan lebih sering menyerang kehormatan dan merendahkan pribadi orang.
"Saya juga perlu tegaskan bahwa saya tidak melarang orang mengkritik pimpinan atau pemerintah. Tapi di tayangan-tayangan televisi itu banyak orang telah kehilangan cara mengkritik yang sesuai karakter bangsa kita. Ada cara yang lebih santun untuk mengutarakan kritik, dibanding menyerang atau merendahkan kerhormatan orang lain seperti yang sering kita tonton," kata dia.
Lebih lanjut, Tifatul juga menantang kalangan penyiaran membuat atau menayangkan konten-konten siara yang mendidik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dia menyontohkan, banyak foto-foto dan tayangan-tayangan tentang kekayaan alam dan keragaman budaya Indonesia di berbagai televisi saat ini adalah buatan luar negeri.
"Indonesia ini terhampar dengan penuh kekayaan alam dan budaya. Perjalanan udara dari Sabang sampai Merauke memakan waktu sembilan jam, sama seperti perjalanan Jakarta ke Jeddah. Bahkan Jakarta ke Jepang saja hanya butuh perjalanan 7 jam. Tapi industri konten siaran kita tidak menjadikannya tema tayangan. Justru kalau lebih suka membeli karya luar negeri," ujar dia.
( mbr / fw )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar