Elop mengatakan, di awal kepemimpinannya, Nokia sebenarnya telah memiliki tiga opsi dalam pengembangan rencana strategisnya. Pertama adalah menggaet Microsoft dengan mengandalkan OS mobile Windows Phone 7. Kedua, mendekat ke Google Android, dan terakhir adalah berjuang sendiri tanpa duet.
Lalu ke mana RIM? Ternyata Nokia dari awal mengenyampingkan atau lebih sopannya tidak memperhitungkan produsen Blackberry itu untuk diajak berkolaborasi.
"Yang kami pikirkan adalah tidak hanya mengenai hardware dan software yang hebat, namun juga dengan apa yang kita sebut ekosistem. Dimana media itu memberikan layanan melalui internet, dengan aplikasinya dibuat oleh para developer. Itulah yang ingin kami tambahkan ke dalam gadget Anda untuk menciptakan pengalaman yang luar biasa," jelas Elop, ketika diinterview Financial Post dan dikutip detikINET, Selasa (5/4/2011).
Namun menurut pandangan Nokia, saat ini Apple dan Google Android merupakan dua ekosistem yang memiliki skala paling besar. "Apple dimiliki, dijalankan, dan dikendalikan oleh Apple, dan dibuat unik hanya untuk mereka. Jadi itu bukanlah suatu pilihan," kata Elop.
"Kemudian Android, yang menjadi salah satu yang kami pikirkan, bagaimanapun ketika kami menggunakan Android, kami harus mencari cara bagaimana untuk mengkombinasikan aset atau usaha dari berbagai pihak yang berkepentingan untuk menciptakan ekosistem alternatif," lanjutnya.
Hingga kemudian, Nokia akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Microsoft. "Microsoft jelas memiliki aset, partner operator kami juga memiliki aset, yang bisa dibawa berjalan bersamaan dengan Microsoft. Dan kami tidak melihat ada opsi-opsi lain yang akan memungkinkan kita untuk melakukan itu," imbuh Elop, yang juga mantan petinggi Microsoft itu.
( ash / fyk )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar