ilustrasi (ist)
Jakarta - Seorang pekerja TI dipecat oleh perusahaan fashion ternama, Gucci. Dipenuhi dendam kesumat, karyawan ini coba membuat perhitungan dengan mengobrak-abrik sistem komputer Gucci dan menimbulkan kerugian yang tak sedikit.
Karyawan teknisi jaringan bernama Sam Chihlung Yi ini menghapus data, mematikan server dan kekacauan lainnya di sistem komputer Gucci. Akibatnya, Gucci harus menanggung kerugian sampai USD 200 ribu.
Menurut keterangan kejaksaan New York, Yin menciptakan VPN (virtual private network) token palsu dengan nama pekerja yang tidak eksis. Kemudian, dia mengelabui staff IT di Gucci dan mengaktivasinya setelah dia dipecat Mei tahun lalu.
VPN ini memberinya akses langsung ke jaringan IT Gucci selama beberapa bulan. Ditambah pengetahuannya sebagai mantan pekerja TI di sana, Yin pun dengan sukses menghantam sistem.
Akibatnya, Gucci kehilangan akses ke email dan dokumen, yang berakibat beberapa file terhapus secara permanen. Staff Gucci di seantero AS pun merugi karena hilangnya pembeli potensial via email.
"Computer hacking bukanlah permainan. Ini adalah ancaman serius terhadap keamanan korporat dan bisa menimbulkan efek merusak," ucap Cyrus R Vance, jaksa yang menangani kasus ini.
Saat ini, Yin tengah menjalani proses pengadilan. Jika terbukti bersalah, dia bisa dikenai hukuman kurungan sampai 15 tahun lamanya.
( fyk / rou )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar