Ilustrasi (Ist.)
Singapura - Organisasi di berbagai belahan dunia, terutama para perusahaan mulai memikirkan adopsi cloud computing atau komputasi awan. Akan tetapi berbagai tantangan masih menghadang, seperti kesiapan para staf IT dalam menangani komputasi awan ini.
Survei 2011 State of Cloud Survey yang digelar di 38 negara termasuk Indonesia, mengungkap 84% organisasi di wilayah Asia Selatan meyakini manfaat cloud. Namun di sisi lain, mereka masih cemas soal keamanannya.
Survei yang dilakukan pada bulan April sampai Juni 2011 tersebut digelar secara independen oleh Applied Resarch. Diklaim, survei yang menarget perusahaan besar sampai level UKM ini adalah salah satu survei terbesar mengenai cloud computing.
"Kebanyakan organisasi yakin cloud menyediakan manfaat bisnis dan sekuriti. Namun mereka juga memperhatikan layanan cloud mungkin membawa risiko seperti serangan malware dan kebocoran data," ucap Anil Chajravathy, Senior Vice President Storage and Abailability Management Group Symantec di Singapura.
Beberapa organisasi juga merasa belum siap mengadopsi cloud dari sisi sumber daya manusia. Hanya 17% responden yang meyakini staf IT sudah siap menghadapi transisi cloud. Sedangkan 52% responden merasa staf IT mereka belum siap.
Meski cukup optimistis dengan layanan cloud, adopsinya masih rendah terkait beberapa isu tersebut. Dua pertiga responden masih berada dalam tahap diskusi, percobaan dan bahkan belum mempertimbangkan layanan cloud sama sekali.
Symantec pun coba memberikan beberapa rekomendasi agar organisasi yang masih dilanda keraguan bisa menerapkan cloud.
Misalnya mempersiapkan staff IT sejak dini dengan berbagai pelatihan serta menganailis tingkat kepentingan sebuah informasi untuk memilih mana yang harus dimasukkan ke cloud.
( fyk / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar