"Untuk membuat smart home fungsional, dapat bekerja, dan juga terjangkau, efisiensi infrastruktur dan akses internet juga harus terjangkau dan efektif," kata President Director LG Electronic Indonesia Jaeyoung Lee saat berbincang di sela acara LG Innofest 2016 Asia di Seoul, Korea Selatan.
Menurut Lee, hal terpenting dari konsep smart home adalah soal kenyamanan, keamanan, efisiensi dan penghematan energi yang nantinya akan dirasakan penggunanya.
"Misalnya ketika Anda pergi ke luar rumah dan lupa mematikan pendingin ruangan, Anda bisa mengontrolnya dari smartphone. Anda bisa mengecek keamanan rumah, mengetahui seberapa banyak energi yang terpakai di rumah. Hal-hal seperti itu," terangnya.
Secara bisnis LG memang aktif mempromosikan produk perabotan rumah pintar yang masuk dalam konsep smart home. Sayangnya, Indonesia belum masuk dalam daftar pertimbangan LG.
"Dalam skala kecil, kami bisa mulai. Tapi saya tidak tahu kapan. Karena ini sangat bergantung pada infrastruktur dan pemerintah. Meski produknya sudah siap, jika tidak terkoneksi maka tidak akan bekerja," sebutnya.
Konsep smart home sendiri sudah diperkenalkan LG sejak 2012 di kampung halamannya sendiri, di Korea Selatan. Negeri Ginseng ini dikenal dengan kualitas internet yang baik dan kencang, sehingga cocok untuk penerapan smart home.
"Harga koneksi internet saya di Jakarta dua kali lipat dari Korea. Kecepatan LTE di sini dan di sana (Jakarta) tak bisa dibandingkan. Infrastrukturnya berbeda. Perlu waktu," simpulnya. (rns/fyk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar