Jakarta - Helikopter Ingenuity milik NASA akan melakukan penerbangan bersejarah di Mars. Helikopter ini juga membawa benda bersejarah bersamanya yaitu secuil bagian pesawat pertama yang diterbangkan oleh Wright bersaudara.
Ingenuity membawa sepotong kain muslin yang merupakan bagian dari sayap Flyer 1, pesawat yang mencatat sejarah sebagai penerbangan bermesin pertama di Bumi pada Desember 1903. Kain seukuran prangko itu ditempelkan di kabel kecil di bawah panel surya Ingenuity.
Penerbangan bersejarah itu dilakukan Orville dan Wilbur Wright di Kitty Hawk, Carolina Utara dan Flyer 1 berhasil terbang sejauh 36 meter selama 12 detik. NASA pun berharap bisa mengulangi sejarah yang sama.
"Wright bersaudara mengantarkan mobilitas udara sebagai dimensi bagi kami untuk dapat bepergian di Bumi," kata Chief Engineer Ingenuity dari Jet Propulsion Laboratory NASA Bob Balaram, seperti dikutip dari Space, Kamis (25/3/2021).
"Dengan cara yang sama, kami berharap Ingenuity akan memungkinkan kami untuk memperluas dan membuka mobilitas udara di Mars," sambungnya.
Ingenuity direncanakan melakukan penerbangan perdananya di Mars pada 8 April 2021 mendatang. Ini akan menjadi penerbangan bermesin pertama yang dilakukan di planet lain.
Helikopter mini ini memiliki waktu 31 hari untuk melakukan lima uji terbang. Dalam penerbangan pertama, Ingenuity akan terbang setinggi tiga meter selama 30 detik sebelum mendarat. Uji terbang setelahnya akan berlangsung lebih lama dengan target ketinggian hingga lima meter.
Tapi sebelum melakukan penerbangan perdananya, Ingenuity harus melewati beberapa proses. Saat ini Ingenuity masih berada di dalam perut Perseverance, rover yang ia tumpangi dalam perjalanan ke Mars, dan mengeluarkannya ke permukaan Mars akan membutuhkan waktu enam hari.
Begitu mengudara, Ingenuity akan mengambil foto dan video menggunakan dua kameranya. Karena tidak memiliki instrumen ilmiah, Ingenuity tidak akan mengumpulkan data lainnya.
Tidak ada jaminan bahwa misi Ingenuity akan berhasil karena atmosfer Mars yang tipis akan mempersulit penerbangan bermesin. Tapi jika misi ini sukses, NASA optimis helikopter akan menjadi bagian penting dalam misi luar angkasa berikutnya.
"Jika kita bisa mengamati dan secara ilmiah mensurvei Mars dari udara, dengan atmosfernya yang tipis, kita pasti dapat melakukan hal yang sama di sejumlah tujuan lain di tata surya, seperti Titan (bulan terbesar Saturnus) atau Venus," kata Director for Planetary Science JPL Bobby Braun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar